Wawancara Eksklusif CJS: Reski Anugrah Azis Deklarasikan Diri Jadi Balon Wakil Wali Kota Parepare
By Admin
"Pilkada Parepare 2024 tinggal beberapa bulan lagi, menjadi momentum munculnya sejumlah nama yang digadang-gadang akan ikut berkompetisi. Tak hanya laki-laki, namun dari kalangan perempuan juga turut serta, seperti Reski Anugrah Azis.
Berbeda dengan umumnya para bakal calon yang mengumumkan diri sebagai 01, Reski tampil berbeda dengan mendeklarasikan diri siap maju sebagai 02 atau Bakal Calon Wakil Wali Kota Parepare. Bahkan, Reski telah menyebar puluhan alat peraga yang menggambarkan niatnya untuk bertarung dalam kontestasi Pilkada Parepare.
“Bismillah, saya nyatakan maju sebagai bakal calon wakil wali kota Parepare dalam Pilkada ini. Mohon doa dan restu dari sahabat, kerabat, keluarga, dan masyarakat Parepare,” kata pimpinan salah satu perbankan swasta ini."
Berikut petikan wawancara eksklusif dengan Reski Anugrah Azis (Kiki) yang dipandu Host Dr Supa Athana sebagaimana dikutip dari Podcast Catatan Jurnalis Sukriansyah (CJS):
Host: Selamat sore mbak Kiki Terimakasih sudah berkenan hadir di podcast CJS. Kabarnya, mbak Kiki ini ingin maju dalam kontestasi pilkada Parepare, apa yang mendorong itu?
Kiki: Baik..ini mungkin karena dalam diri saya mengalir darah politik. Almarhum bapak saya anggota DPRD dua periode. Nah mungkin darah politik bakal menurun ke saya. Keluarga semua kan ada di pemerintahan. Saya saja yang di swasta. Setelah jelang pilkada di Pare-pare, kakak saya kemudian mendorong saya untuk maju. Tapi saya maju sebagai bakal calon wakil walikota.
Dari dulu memang ada kepikiran mau ke politik tapi saya tak tahu waktunya kapan. Mungkin saat sekarang jadi momentum saya.
Host: Apa yang menarik dipolitik ini sehingga mbak Kiki tertarik setelah 20 tahun di perbankan?
Kiki: Saya ini sangat menyukai tantangan. Waktu masih berkarir di perbankan kalau dilberi tantangan ya saya terima. Nah saya terjun kepolitik karena dunia ini penuh tantangan. Apa lagi ini untuk mengabdikan diri di kota kelahiran saya.
Host: Mbak Kiki pastilah punya link dan pergaulan yang luas. Apakah ini bisa dijadikan modal politik?
Kiki: Bisa sekali. Kita tahu untuk menjadi pemimpin di bidang manapun sangat dibutuhkan kelebihan, baik di bidang seni, olah raga, ilmu dan lain-lain. Karena bagaimana pun pemimpin itu adalah role medel bagi masyarakat yang di pimpinnya.
Host: Bagaimana awalnya sehingga mbak Kiki bertekad maju sebagai balon wakil wali kota?
Kiki: Ya karena itu tadi, ada support dari keluarga. Saudara saya semua mendukung. Bahkan ibu saya pun sangat mendukung. Ini membuat saya yakin karena kita tahu restu dan dukungan dari seorang ibu sangatlah punya pengaruh, mustajab dan langsung dijabah oleh Allah SWT.
Host: Bagaimana terkait kendaraan politik?
Kiki: Kalau menurut saya sih, wakil itu bisa independen. Karena wakil itu mengikut ke calon walikota. Jadi wakil itu sebenarnya hanya tunggu dipinang.
Host: Apa yang menjadi nilai jual mbak Kiki sehingga calon walikota nanti akan meminang mbak Kiki?
Kiki: Pertama, saya punya bakat kepemimpinan. Dalam karir saya di perbankan saya sudah jalani itu dengan menjadi pimpinan bank. Kedua, saya ekonom, punya ilmu karena selama 20 tahun saya bergelut di dunia perbankan. Jadi bisa saja nanti kami berbagi tugas, walikotanya mengurus politik dan pemerintahan, saya mengurus ekonomi. Jadi bisa saling melengkapi.
Host: Kabarnya mbak Kiki masuk dalam radar survei sebagai kandidat?
Kiki: Iya betul. Bahkan karena survei itu ada salah satu partai melirik saya dan memasukkan saya dalam paket pasangan calon yang bakal diusung partai tersebut.
Host: Apa yang mbak Kiki lakukan sebelumnya sehingga bisa masuk dalam radar survei padahal background mbak bukan di politik?
Kiki: Saya menilai memasang alat peraga seperti baliho itu tidak ada gunanya. Jadi ketika saya memutuskan terjun ke politik saya langsung turun ke masyarakat. Mungkin dengan langsung bertatap muka bahkan berjabat tangan dengan warga, saya semakin akrab dihati warga dan memungkinkan saya masuk dalam radar survei.
Host: Sejak kapan mbak Kiki mulai turun ke masyarakat?
Kiki: Sejak Ramadan lalu saya sudah turun. Berarti sudah 2 bulan lebih saya turun.
Host: Bagaimana mbak kiki membentuk tim?
Kiki: Tim saya ini sebenarnya bertumbuh sendiri seiring dengan sosialisasi yang saya lakukan. Pada umumnya mereka secara suka rela meminta saya untuk bersosialisasi di titik masing-masing. Jadi memang gerakannya tumbuh dari bawah.
Host: Apa yang menjadi daya tarik mbak Kiki sehingga mampu disukai masyarakat?
Kiki: Saya lihat, setiap saya tirun ke masyarakat, yang hadir dominan perempuan. Barangkali ini karena saya seorang perempuan jadi ada chemestri di antara sesama perempuan. Dan di kota Parepare itu hampir 68 persen pemilihnya adalah perempuan. Jadi lebih banyak pemilih perempuan di banding laki-laki. Dan saya ini mau bikin sejarah di Parepare, kalau memang garis tangan saya di sana, saya ingin buat sejarah saya adalah wakil wali kota perempuan pertama di kota Parepare.
Dalam berbagai pertemuan saya dengan masyarakat, saya selalu mengajak pemilih agar pemimpin perempuan juga ada di Parepare.
Host: Siapa yang mengispirasi mbak Kiki?
Kiki: Kalau yang menginspirasi sih banyak. Tapi yang penting adalah saat ini pemimpin perempuan sudah bisa diterima baik oleh masyarakat di banding dahulu.
Namun bagaimana pun perempuan juga harus menempatkan diri sesuai kodratnya dalam jenjang apa pun. Saya mengambil contoh di kehidupan rumah tangga, pasangan suami-istri itu yang menjadi kepala rumah tanggga adalah laki-laki. Begitu pun di pemerintahan, idealnya wali kotanya laki-laki, wakilnya perempuan. Mengapa? Karena dari pengamatan saya, kalau wali kotanya laki-laki, wakilnya laki-laki, pasti terjadi perseteruan karena sama-sama mau pemimpin. Akhirnya baru memerintah beberapa bulan mereka sudah pecah kongsi. (*)
Berikut video lengkap wawancara Reski Anugrah Azis yang sudah tayang di podcast CJS: